Lintas17news.com
BANJARMASIN-Malam ke-34 dalam rangkaian kegiatan Gema Maulid 40 Malam 1446 H yang digelar di Gedung Mahligai Pancasila berlangsung khidmat dengan menghadirkan penceramah Tuan Guru
H. Abdurrahman Husein pimpinan Pondok Pesantren Sirajul Huda Pelaihari.
Diikuti karyawan/ti dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel, RSJ Sambang Lihum, Dinas PMPTSP, BPBD, Dinas Perkim, RSGM dan masyarakat dari Desa Panyambaran. Gema Maulid malam ke-34 diawali dengan pembacaan Sholawat dari Grup Habsyi Nurul Huda dari Kabupaten Balangan, dilanjutkan doa oleh Al-Habib Ali Alydrus, dan pembacaan Kalam Ilahi oleh Ustadz Nurfuad S.Pd.
Dalam sambutannya yang diwakili oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, R. Suria Fadliansyah, S.Pd, M.Pd., Gubernur Kalimantan Selatan H. Sahbirin Noor, yang akrab disapa Paman Birin, menekankan pentingnya meminimalisir bencana melalui gerakan Revolusi Hijau yang telah lama digaungkan.
Gerakan ini bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan, sesuai dengan semangat sunnah Nabi yang mengajarkan kita semua untuk merawat alam agar tetap lestari dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
Menurut Suria, semangat ini harus menjadi motivasi bagi semua pihak untuk terus merawat dan melindungi lingkungan, sehingga bencana seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta bencana lainnya dapat diminimalisir.
“Semangat Pak Gubernur ini hendaknya juga menjadi motivasi bagi kita semua untuk merawat lingkungan, sehingga bencana seperti karhutla dan lain sebagainya berkurang,” ujarnya.
Selain itu, Suria juga mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga kebersihan, terutama mengingat Kalimantan Selatan akan segera memasuki musim penghujan.
“Mudah-mudahan kita semua yang hadir di sini dapat mengikuti sunnah Nabi sehingga kita benar-benar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan di sekitar kita,” tutupnya.
Sementara itu, dalam tausiahnya, TGH. Abdurrahman Husein menyampaikan pesan mendalam tentang bagaimana Nabi Muhammad SAW memuliakan perempuan.
Beliau menekankan bahwa Rasulullah merupakan teladan dalam memperlakukan perempuan dengan penuh penghormatan dan kasih sayang, baik sebagai ibu, istri, anak, maupun anggota masyarakat.
Guru Abdurrahman juga menuturkan bahwa Nabi Muhammad SAW selalu menekankan pentingnya menjaga hak-hak perempuan dan menghargai peran mereka dalam keluarga dan masyarakat. Salah satu contohnya adalah sabda Nabi yang menyatakan, “Surga berada di bawah telapak kaki ibu,” yang menggambarkan betapa mulianya kedudukan seorang ibu dalam Islam.
Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa Islam mengajarkan keseimbangan dalam peran laki-laki dan perempuan, memberikan hak dan kewajiban yang setara sesuai dengan fitrah dan kemampuan masing-masing.
“Nabi Muhammad adalah sosok yang sangat menghargai perempuan, dan ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk mengikuti jejak beliau dalam memperlakukan perempuan dengan penuh penghormatan,” jelas.
Selain itu, Guru Abdurrahman juga menceritakan tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai penolong dan pembawa kabar gembira. Beliau mengisahkan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW bukan hanya menjadi anugerah bagi umat Islam, tetapi juga bagi seluruh umat manusia. Kehadirannya di dunia membawa perubahan besar dalam tatanan kehidupan sosial, moral, dan spiritual.
“Dalam tugasnya, Rasulullah menyampaikan wahyu Ilahi yang menjadi pedoman hidup bagi umat manusia, memberikan petunjuk jalan yang benar, serta membawa kabar gembira bagi mereka yang beriman dan beramal saleh. Beliau hadir sebagai penolong bagi umat yang tersesat dalam kegelapan jahiliyah, membawa cahaya Islam yang memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus,” ujarnya.
Lahirnya Nabi Muhammad SAW juga membawa pesan persaudaraan, keadilan, dan kedamaian. Beliau mengingatkan bahwa momen kelahiran Nabi bukan hanya sekadar peristiwa sejarah, tetapi harus menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk terus meneladani akhlak dan perjuangan Rasulullah dalam menyebarkan kebaikan dan keadilan di dunia.
Dengan penuh khidmat, Guru Abdurrahman mengajak para hadirin untuk merenungkan makna kelahiran Rasulullah SAW dan berusaha menjadi umat yang selalu berpegang pada ajarannya.
“Semoga kita semua dapat meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad, menjadi pribadi yang membawa manfaat dan kebaikan bagi orang lain, sebagaimana beliau diutus sebagai pembawa rahmat,” pungkasnya.(L.17)