Pendongeng Indonesia Bekali Jajaran Pemkab Tanbu Tentang Mendidik Anak

oleh -30 Dilihat

BATULICIN Jajaran Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu turut menyaksikan kehadiran pendongeng kondang ternama di Indonesia yakni Awang Prakoso.

Awang Prakoso hadir menyajikan dongeng yang penuh makna ditengah pelaksanaan pengajian rutin di Pendopo Serambi Madinah, Kamis (17/10/2024) Kelurahan Gunung Tinggi.

Makna yang dipetik dalam dongeng tersebut terkait pola pengasuhan anak yang tepat,melalui cara persuasif dan penuh sentuhan psikologi anak, sehingga bisa menurut apa maunya orang tua tersebut.

Menurut Awang Prakoso, mendidik anak adalah sebuah proses yang tak mengenal kata selesai.

Menurutnya, tidak ada ilmu manapun yang bisa seperti sulap atau ada kadabra, bahwa si anak langsung pintar atau hebat maupun kreatif.Hal ini membutuhkan sentuhan komunikasi yang disebut komunikasi persuasif hingga menjadikan anak anak itu cerdas atau baik.

“Ini yang kadang kala kita sebagai orang tua lupa ,kalau anak semasa kecilnya di timang timang,namun selagi SMP maka si anak jalan sendiri sendiri seperti mengarah ke hal negatif.,”ujarnya.

Tambahnya, menjadi seorang ayah itu bukan menyiapkan rumah megah dan segala fasilitasnya ,tetapi bagaimana kita mampu membangun sumber daya manusia yang kelak anak anak menjadi manusia yang terpilih dan luar biasa.

Seiring pertumbuhan anak masuk aqil balik, disitu akan berhadapan sebuah perubahan prilaku, maka tugas ibu adalah mengarahkan tentang bagaimana adab anak terhadap orang lebih tua begitu pula pada temannya,maka sang bapak harus mendukungnya

Si bapak pun punya tanggung jawab besar tentang bagaimana melatih kemandirian nya.

Terkait upaya pengasuhan anak yang lebih baik, pihaknya bersama rekan perlindungan anak se Indonesia melalui kampung dongeng Indonesia telah berkomitmen untuk menguatkan orang tua agar membesarkan volume cintanya kepada anak.

Kalau Cinta kepada anak katanya, yang pertama harus mengasuh namun bukan hanya sebatas memberi fasilitas dan kenyamanan pada anak ,tapi bagaimana bisa berinteraksi antara orang tua dan anak.

Meski singel parent, namun hadirnya seorang ayah itu tidak hanya fisiknya tetapi sosoknya, sebagaiman diketahui Rasullullah ketika dilahirkan tanpa ayah tapi beliau masih memiliki kakek dan paman yang begitu luar biasa menerapkan prinsip prinsip hebatnya hingga kemudian menjadi Uswatun Hasanah untuk ditiru dan diteladani.

“Apa yang sudah dilakukan nabi kita Muhammad Rasulullah maka itu akan menjadi nilai yang mengantarkan kita kepada Allah SWT sebagai seorang ayah atau ibu yang bertanggung jawab kepada anak anaknya.

“Hal ini sesuatu yang tidak bisa kita toleransi lagi bahwa kita harus serius memiliki satu keterlibatan interaksi yang tidak hanya fisik tetapi pikiran ,perasaan dan perkataan termasuk perbuatan yang harus diberikan kepada anak anak kita.ingat seringkali anak gagal mendengarkan tapi tidak pernah gagal dalam meniru.,”tutupnya.(Ewin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *