Peserta Silatnas VII IKA Menwa Seroja Ikuti Seminar Bela Negara Di Kota Mataram

oleh -35 Dilihat

MATARAM – Rangkaian pembukaan Silaturahmi Nasional (Silatnas) ke-VII Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa (IKA Menwa) Seroja Timor Timur diwarnai dengan pelaksanaan Seminar Bela Negara, Jumat malam (27/06/2025) di Aula BPSDM Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Seminar ini diikuti oleh peserta Silatnas dari berbagai daerah di Indonesia. Bertindak sebagai narasumber utama adalah Letkol Czi Irawan Agung Wibowo, S.T., M.Tr (Han) yang memaparkan secara komprehensif materi wawasan kebangsaan dan bela negara.

Turut hadir Ketua Ikatan Keluarga Alumni Menwa Seroja Timor Timur Brigjen (Purn) Drs. Harsanto Adi,S M.M. M.Th. serta Wadir Binmas Polda NTB AKBP. H.Zamroni.S.Ag.

Letkol Czi Irawan Agung Wibowo, S.T., M.Tr (Han) menegaskan bahwa Indonesia lahir dari perjuangan dan semangat pantang menyerah para pejuang bangsa. Untuk itu, menjaga keutuhan NKRI harus menjadi komitmen seluruh elemen bangsa, terutama generasi muda.

“Wawasan kebangsaan merupakan landasan penting dalam memperkuat rasa cinta tanah air dan ketahanan nasional,” ujar Letkol Irawan.

Dalam paparannya, dia menyinggung pentingnya pemahaman sejarah nasional, mulai dari masa kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, hingga berbagai pemberontakan yang pernah mengguncang Indonesia pasca-kemerdekaan seperti PKI, DI/TII, PRRI/Permesta, hingga peristiwa G30S/PKI.

Ia juga mengingatkan pentingnya meneladani semangat pemimpin terdahulu, seperti Bung Karno dengan semboyannya “JAS MERAH” (Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah), sebagai fondasi membangun karakter bangsa.

Menurutnya, tantangan bangsa saat ini bukan lagi sekadar agresi militer, melainkan infiltrasi budaya asing dan pengaruh globalisasi yang dapat mengikis nilai-nilai nasionalisme.

Letkol Irawan juga menyampaikan pesan mendalam kepada generasi muda:

“Yakinlah pada dirimu sendiri. Apa yang ada dalam dirimu jauh lebih penting dari apapun yang ada di luar sana. Jangan mudah terpengaruh oleh budaya asing yang negatif.”

Di akhir seminar, peserta diajak untuk memperkuat nilai-nilai dasar bela negara, yakni: Cinta tanah air
,Sadar berbangsa dan bernegara,
Meyakini Pancasila sebagai ideologi,
Rela berkorban untuk bangsa dan negara, Memiliki kemampuan awal bela negara

Seminar ini menjadi momentum penting dalam mengingatkan kembali pentingnya peran pemuda dan alumni Menwa sebagai penjaga nilai-nilai keindonesiaan dan pelopor bela negara di tengah tantangan zaman

Dikesempatan itu Wakil Direktur Binmas Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), AKBP H. Zamroni, S.Ag, memaparkan materi bertajuk Membangun Optimisme Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045 Melalui Bela Negara dalam sebuah kesempatan strategis yang melibatkan berbagai unsur masyarakat.

Menurut AKBP Zamroni, Bela Negara merupakan upaya setiap warga negara dalam mempertahankan kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia menekankan bahwa bela negara tidak selalu dilakukan melalui senjata, tetapi juga melalui bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya. Landasan hukum mengenai Bela Negara termuat dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat (3) serta Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002.

Lebih lanjut, ia menyinggung Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 100/PUU-XI/2013 yang menegaskan empat konsensus dasar bangsa Indonesia, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Dalam penjelasannya, AKBP Zamroni menguraikan bahwa Pancasila mengandung nilai religius, kekeluargaan, keselarasan, kerakyatan, dan keadilan. UUD 1945 mencerminkan nilai-nilai demokrasi, kesederajatan, dan ketaatan hukum. Sementara itu, Bhinneka Tunggal Ika menjunjung tinggi nilai kepedulian, toleransi, keadilan, gotong royong, kesatuan wilayah, dan kemandirian. NKRI sendiri merupakan penyatuan berbagai provinsi dalam kerangka wilayah Indonesia.

AKBP Zamroni juga menekankan pentingnya peran individu dalam membangun optimisme bangsa, antara lain dengan menjadi teladan dalam bersikap dan berbicara positif, memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan semangat serta inspirasi, menghargai keberagaman, menjaga toleransi, dan berprestasi di bidang masing-masing. Ia juga mendorong semangat gotong royong di lingkungan sekitar sebagai salah satu bentuk kontribusi nyata.

Lanjutnya, berbagai tantangan bangsa saat ini turut disorot, seperti disinformasi dan konflik sosial, pengangguran dan ketimpangan ekonomi, serta ancaman global. Dalam menghadapi tantangan tersebut, optimisme dinilai sangat penting karena merupakan kekuatan psikologis untuk bangkit dan berjuang. Optimisme mendorong semangat kerja keras, kolaborasi, dan inovasi dalam berbagai sektor.

Di akhir penyampaiannya, AKBP Zamroni mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut serta dalam bela negara. Ia menegaskan bahwa bela negara bukan hanya kewajiban militer, melainkan panggilan nurani setiap warga negara. Dengan menumbuhkan optimisme, masyarakat dapat menjaga semangat dan harapan menuju masa depan bangsa yang lebih baik. Ia menekankan bahwa perubahan besar harus dimulai dari diri sendiri, dimulai sekarang, dan dimulai dari hal-hal kecil..(Win)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *